Senin, 27 April 2015

MAKALAH LATAR BELAKANG TITUS DAN II KORINTUS



PENDAHULUAN

1.            Latar Belakang
Mengingat akan pentingnya pemahaman setiap orang akan isi kitab suci, maka kita dituntut untuk terlebih dahulu mengerti apa, bagaimana dan untuk apa kitab-kitab khususnya dalam Perjanjian Baru ditulis.
Berbagai buku tentang Pengantar Perjanjian Baru ternyata memiliki pandangan yang berbeda-beda. Hal ini menuntut kecermatan dari setiap pembacanya untuk dapat membandingkan setiap pendapat para ahli dengan baik dan benar.
Surat Titus dan Filemon yang akan dibahas merupakan bagian dari kitab-kitab Perjanjian Baru. Meskipun disini dikatakan Perjanjian Baru, namun bukan berarti bagian ini terlepas dari masalah-masalah historis, karena pengantar yang dikenal dengan Pengantar Khusus berkenaan dengan asal-mula dokumen-dokumennya, pengarang, waktu dan tempat penulisan, alasan dan maksud, para pembaca yang dituju, integritas karya-karya itu dan sumber-sumbernya.[1]
Dengan demikian kita akan menguraikan berbagai permasalahan dalam surat Titus dan Filemon, dengan harapan kita tidak perlu lagi mempermasalahkan hal-hal yang tidak perlu untuk dipermasalahkan.








2.      Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam Surat Titus dan Filemon adalah sebagai berikut:
·         Siapa penulis?
·         Kapan waktu penulisan?
·         Siapa penerima surat?
·         Apa permasalahan yang dihadapi oleh penerima surat?
·         Bagaimana pembagian surat sacara garis besar?


3.      Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
·         Mengetahui siapa penulis.
·         Mengetahui kapan waktu penulisan.
·         Mengetahui siapa penerima surat.
·         Mengetahui apa permasalahan yang dihadapi oleh penerima surat.
·         Mengetahui bagaimana pembagian surat sacara garis besar.



PEMBAHASAN
Titus

1.            Penulis
Mengenai penulis surat Titus, Willi Marxsen dalam bukunya Pengantar Perjanjian Baru menyatakan bahwa Paulus adalah penulis surat ini dalam perjalanan penginjilannya yang ketiga.[2] Hal yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Merrill C. Tenney, bahwa Paulus menulis surat ini menjelang akhir persinggahanya di Efesus (I kor. 16:5-7).[3] Sedangkan menurut M. E. Duyverman, penulis surat I Korintus tidak perlu dipersoalkan lagi karena dilihat dari gaya bahasa, istilah dan jiwa surat, kesemuanya itu adalah corak Paulus yang asli.[4]
2.            Waktu penulisan
         Tidak adanya pegangan yang jelas soal urutan dan waktu penulisan, menimbulkan perbedaan pendapat dari para ahli soal waktu penulisan. Berikut adalah berbagai pendapat tentang penulisan I Korintus:
Menurut C. Groenen OFM, I Korintus ditulis antara tahun 49 atau 50.[5] Adapun sumber lain mengatakan bahwa I Korintus ditulis pada tahun 56-58 M.[6] Lain pula dengan waktu penulisan yang dikemukakan oleh Merrill C. Tenney, bahwa penulisan surat ini ditulis oleh Paulus di Efesus pada puncak karirnya saat musim dingin yakni tahun 55 TM.[7]


3.            Penerima surat
         Dari nama surat ini sendiri kita bisa memperkirakan bahwa I Korintus di tujukan kepada orang-orang yang ada di Korintus.
Dalam I Korintus 1:2, jelas bahwa surat ini ditujukan kepada jemaat Allah yang ada di Korintus, yang segera meluas ke berbagai tempat dan kepada setiap orang yang berseru kepada Tuhan.[8] Hal ini juga yang dikemukakan oleh C. Groenen OFM, bahwa surat ini dialamatkan kepada jemaat di Korintus yang dipersatukan dengan semua orang percaya yang ada dimana saja.[9] Ternyata ada pula yang melatarbelakangi mengapa kedua surat ini dikirimkan oleh Paulus kepada orang-orang yang ada di Korintus, yaitu karena adanya berbagai permasalahan yang sangat menyedihkan bagi Paulus terutama dalam hal moral.[10]
4.            Permasalahan yang dihadapi oleh penerima surat
         Berbagai permasalahan yang terjadi di Korintus disebabkan oleh berbagai hal, yang diantaranya adalah sebagai berikut:
Adanya pertikaian dan perselisihan, yang  disebabkan oleh sikap orang Korintus yang terlalu menilai ciri corak manusiawi, yaitu kefasihan berbicara dan hikmat kebijaksanaan manusiawi.[11]
Terjadinya perpecahan karena keberpihakan sesuka hati, dimana ada kelompok yang mengikuti Paulus, ada yang mengikuti Apolos, dan ada pula yang mengikuti Kefas (I Kor. 1:12).[12]
Kemudian permasalahan mengenai skandal di gereja, masalah pernikahan, masalah sakramen dan etika, hingga masalah yang menyangkut ibadah.[13]


5.            Pembagian surat sacara garis besar
a)Susunan dan isi I Korintus menurut C. Groenen OFM.[14]
1)      Pembukaan, Paulus mengirim surat ini atas namanya sendiri dan atas nama seorang teman (penulis surat) yang bernama Sostenes (1 Kor. 1:1-9).
2)      Menanggapi berita-berita yang didengar Paulus (I Kor. 1:10—4:21).
3)      Menanggapi berita lain yang sampai ke telinga Paulus (I Kor. 5:1—6:20).
4)      Paulus mulai menanggapi masalah-masalah yang diajukan oleh jemaat sendiri (I Kor. 7:1-40).
5)      Paulus meneruskan tangapannya terhadap masalah-masalah yang diajukan oleh jemaat sendiri (I Kor. 8:1—11:1).
6)      Membahas beberapa masalah berkenaan dengan sidang (beribadat) jemaat (I Kor. 11:2—14:40).
7)      Membahas sebuah soal tersendiri yaitu kebangkitan/pembangkitan orang mati (I Kor. 15:1-58).
8)      Penutup, memuat beberapa hal kongkrit (I Kor. 16:1-24).

b)      Susunan dan isi I Korintus menurut Adina Chapman.[15]
1)      Pendahuluan (I Kor. 1:1-9).
2)      Perselisihan dan perpecahan di antara para anggota jemaat (I Kor. 1:10-17).
3)      Hikmat dunia kalah di hadapan hikmat Allah (I Kor. 1:18—2:16).
4)      Bangunan Sidang Jemaat Tuhan (I Kor. 3—4).
5)      Skandal dalam jemaat (I Kor. 5:1—13).
6)      Para anggota Jemaat yang mencari keadilan pada orang yang tak beriman (I Kor. 6).
7)      Masalah perkawinan (I Kor. 7).
8)      Masalah-masalah kebebasan anak-anak Tuhan (I Kor. 8).
9)      Kewajiban seorang Kristen terhadap Injil Kristus (I Kor. 9).
10)  Sejarah bangsa Israel menjadi peringatan bagi kita (I Kor. 10).
11)  Keadaan wanita dalam kebaktian (I Kor. 11:1-16).
12)  Perjamuan Tuhan disalahgunakan (I Kor. 11:17-34).
13)  Karunia-karunia Roh (I Kor. 12—14).
14)  Kebangkitan Kristus dan kebangkitan kita (I Kor. 15).
15)  Penutup (I Kor. 16).

c)Susunan dan isi I Korintus menurut Merrill C. Tenney.[16]
1)      Ucapan Salam (I Kor. 1:1-9).
2)      Jawaban atas Laporan dari “Keluarga Kloë” (I Kor. 1:10—6:20).
3)      Jawaban atas Pertanyaan-Pertanyaan dalam Surat yang Diterima Paulus (I Kor. 7:1—16:1-9).
4)      Salam Penutup (I Kor. 16:10-24).






II Korintus

1.             Penulis
Penulis surat II Korintus sama dengan penulis I Korintus, karena surat ini di tulis oleh Paulus  yang dibawa oleh Titus ke Korintus.[17] Paulus menulis surat ini sebagai kesaksian pribadi dan pembelaan terhadap dirinya sendiri.[18]
2.             Waktu penulisan
       Masalah waktu penulisan surat ini tidak jauh berbeda dengan surat I Korintus, karena terdapat juga perbedaan pendapat dari para ahli, bahkan semakin sulit menentukan waktu penulisannya karena adanya pernyataan-pernyataan yang sulit dipertemukan.[19] Salah satu yang bisa dipertanggungjawabkan yakni pendapat C. Groenen OFM, yang menyatakan II Korintus ditulis antara tahun 49 atau 51.[20] Namun pendapat yang jauh berbeda dikemukakan oleh Donald Guthrie bahwa jarak penulisan antara I Korintus dan II Korintus tidak jauh berbeda, jika I Korintus ditulis antara tahun 55-57 maka II Korintus hanya terpaut tujuh bulan.[21]
3.             Penerima surat
       Sangatlah jelas bahwa surat ini ditujukan kembali kepada jemaat di Korintus, dan pada II Kor. 1:1 surat ini juga ditujukan kepada semua orang kudus di seluruh Akhaya.[22] II Korintus merupakan surat perdamaian dan rujuk antara Paulus dan jemaat di Korintus.[23]


4.             Permasalahan yang dihadapi oleh penerima surat
       Permasalah yang terjadi dalam jemaat yang menerima surat II Korintus utamanya adalah untuk memisahkan jemaat di Korintus dengan Paulus, hal tersebut sebagian dapat diuraikan sebagai berikut:
Adanya orang-orang yang menghasut jemaat di Korintus dengan memfitnah dan memburukkan nama Paulus. Orang-orang tersebut rupanya orang Kristen keturunan Yahudi dari Palestina.[24]
Banyaknya tuduhan bahwa Paulus hidup secara duniawi, Paulus sebagai pengecut dan pernyataan bahwa Paulus bukanlah rasul yang asli.[25]
Tuduhan bahwa Paulus dan Titus mencari keuntungan jasmani dari jemaat di Korintus.[26]
5.             Pembagian surat sacara garis besar
a)      Susunan dan isi II Korintus menurut Adina Chapman.[27]
1)      Salam pembuka dan pengucapan syukur Paulus (II Kor. 1:1-11).
2)      Paulus membenarkan diri dan menyatakan sebab-sebab ia belum sempat ke Korintus (II Kor. 1:12—2:11).
3)      Sikap-sikap yang baik dalam pelayanan (II Kor. 2:12—9:15).
4)      Paulus mempertahankan kerasulannya (II Kor. 10:1—12:8).
5)      Kekuatiran Paulus dan nasihat-nasihat yang terakhir (II Kor. 12:11—13:13).
b)     Susunan dan isi II Korintus menurut Merrill C. Tenney.[28]
1)      Salam pembuka (II Kor. 1:1-2).
2)      Penjelasan tentang perilaku pribadi (II Kor. 1:3—2:13).
3)      Pembelaan pelayanan Paulus (II Kor. 2:14—7:4).
4)      Komentar tentang pengaruh dari suratnya (II Kor. 7:5-16).
5)      Karunia memberi (II Kor. 8:1—9:15).
6)      Pembelaan pribadi (II Kor. 10:1—12:13).
7)      Persiapan kunjungan (II Kor. 12:14—13:10).
8)      Salam penutup (II Kor. 13:11-14).

c)      Susunan dan isi II Korintus menurut Donald Guthrie.[29]
1)      Salam dan ucapan syukur (II Kor. 1:1-11).
2)      Pelayanan Paulus (II Kor. 1:12—7:16).
3)      Rencana pengumpulan bantuan (II Kor. 8:1—9:15).
4)      Paulus membela kerasulannya (II Kor. 10:1—13:10).
5)      Kesimpulan (II Kor. 13:11-14).



PENUTUP
Kesimpulan
Surat I korintus lebih menitik beratkan pada persoalan-persoalan yang dihadapi oleh jemaat Korintus. sedangkan II Korintus lebih mengutamakan tentang kehidupan Paulus yang tidak ditemukan dalam surat-surat lainnya.
Setelah dilakukan perbandingan antara beberapa ahli Perjanjian Baru lewat buku-buku yang ada, ternyata masih terdapat banyak perbedaan pendapat, terutama  mengenai waktu penulisan, dan pembagian isi kedua surat (I Korintus dan II Korintus) sacara garis besar. Hal-hal yang hampir bisa dipastikan hanyalah tentang siapa penulis, siapa penerima, dan permasalahan yang dihadapi oleh penerima surat tersebut.
Dengan demikian diharapkan lewat pembahasan ini, kiranya kita boleh mendapatkan suatu gambaran yang lebih baik untuk mengantar kita pada pemahaman yang lebih mendalam terhadap isi dari surat-surat Paulus terutama I dan II Korintus.


[1] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, (2012), hlm. xiii.
[2] Willi Marxsen, op.cit, hlm. 77.
[3] Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (2003), hlm. 367.
[4] M. E. Duyverman, Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru,       
[5] C. Groenen OFM, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru, (1989), hlm. 15.
[6] Tafsir Masa Kini, hlm. 273.
[7] Merrill C. Tenney, hlm. 367.
[8] Willi Marxsen, op.cit, hlm. 78.
[9] C. Groenen OFM, op.cit, hlm. 232.
[10] Donald Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru Vo. 2, (2009),hlm. 28.
[11] C. Groenen OFM, loc.cit.
[12] Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, (1980),hlm. 64.
[13] Willi Marxsen, op.cit, hlm. 80-81.
[14] C. Groenen OFM, op.cit, hlm. 232-239.
[15] Adina Chapman, op.cit, hlm. 63-69.
[16] Merrill C. Tenney, op.cit, hlm. 367-368.
[17] C. Groenen OFM, op.cit, hlm. 240.
[18] Tafsir Masa Kini, hlm. 310.
[19] Willi Marxsen, op.cit, hlm. 85.
[20] C. Groenen OFM, op.cit, hlm. 217.
[21] Donald Guthrie, op.cit, hlm. 49-50.
[22] Bdk. II Kor. 1:1.
[23] C. Groenen OFM, op.cit, hlm. 240.
[24] C. Groenen OFM, op.cit, hlm. 240.
[25] Merrill C. Tenney, op.cit, hlm. 372.
[26] Adina Chapman, op.cit, hlm. 73.
[27] Adina Chapman, op.cit, hlm. 70.
[28] Merrill C. Tenney, loc.cit.
[29] Donald Guthrie, op.cit, hlm. 54-55.